Rabu, 01 Oktober 2014

AMMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

AMMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“HADIST”

Dosen Pengampu:
ABDULLAH AFFANDI M.S.I







Disusun oleh:
NUR ARQOM EKA FATRIA
(932210810)


JURUSAN TARBIYAH PRODI TADRIST BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah Hadist tentang “AMMAR MA’RUF NAHI MUNKAR” ini saya susun untuk memenuhi tugas individu dari Bapak Abdullah Affandi M.S.I.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua saya, Bapak dosen dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Saya selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.









                                                                        Kediri, 19 maret  2012


Penyusun            


BAB I                                                                                                               PENDAHULUAN
A. Latar belakang                                                                                                 
Sebagai umat Islam, kita tentu mengetahui dengan baik bahwa Allah SWT telah menetapkan bagaimana berlaku baik yang sesuai dengan syaria’at Islam dan menghindari perbuatan buruk/keji. Ini semua juga tidak terlepas dari Al-qur’an dan Hadist.
Tentunya ini semua sangatlah penting untuk dikaji lebih dalam lagi. Karena ini berhubungan langsung tentang bagaimana berperilaku baik dan buruk. Jika dikaitkan dengan perilaku kita sehari-hari sangatlah erat, karena harga diri seseorang itu bisa dilihat dari akhlaqnya. Namun ini semua tidak bisa di ukur dari segi itu saja, perlu banyak lagi analisis terhadap itu semua. Diharapkan dengan adanya makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

B. Rumusan Masalah
A.    Apa pengertian Ammar Ma’ruf Nahi Munkar ?
B.                 Bagaimana menegakkan Ammar Ma’ruf dan memerangi kemunkaran?
C.     Dasar Ammar ma’ruf nahi munkar ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ammar Ma’ruf Nahi Munkar
Pengertian Ammar ma’ruf nahi munkar yaitu perintah kepada kebaikan, larangang dari kemungkaran. Ada banyak pendapat yang bersumber dari Al-qur’an dan hadist mengenai pengertian ammar ma’ruf nahi munkar :
Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang dimaksud): "Anjurkan lah kebaikan itu meskipun kamu belum dapat mengerjakannya dan cegahlah segala yang mungkar meskipun kamu belum menghentikannya."
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Seutama-utama amal ialah amar ma'ruf dan nahi mungkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah kejahatan), dan membenci orang yag fasiq (melanggar hukum). Maka siapa yang menganjurkan kebaikan bererti memperkuat orang mukmin dan siapa mencegah mungkar bererti menghina orang munafiq.
Said meriwayatkan dari Qatadah berkata: "Ada seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. ketika diMekah lalu bertanya: "Benarkah engkau mengaku sebagai utusan Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Ya" Lalu bertanya: "Amal apakah yang lebih disukai Allah s.w.t?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menghubungi keluarga." Tanyanya lagi: "Kemudian apakah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar." Lalu ditanya lagi: "Amal apakah yang sangat dimurkai Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. " Syirik, mempersekutukan Allah s.w.t." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Memutuskan hubungan kekeluargaan." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar (tidak suka menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar)."[1]
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
(Riwayat Muslim)
متيدتها اذإ لض نم مكرضي ل مكسفنأ مكيلع اونمآ نيذلا اهيأ اي
"Wahai   orang-orang   yang   beriman   perhatikanlah   dirimu,   orang   yang   sesat   tidak   akan membahayakanmu jika kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-Maa'idah: 105).[2]
B.     Menegakkan Ammar Ma’ruf Nahi Munkar
Ammar ma'ruf dan nahi mungkar merupakan karakter seorang yang beriman, dan dalam mengingkari kemungkaran tersebut ada tiga tingkatan:
1. Mengingkari dengan tangan. Tingkatan pertama dan kedua wajib bagi setiap orang yang mampu melakukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits di atas, dalam hal ini seseorang apabila melihat suatu kemungkaran maka ia wajib mengubahnya dengan tangan jika ia mampu melakukannya, seperti seorang penguasa terhadap bawahannya, kepala keluarga terhadap istri, anak dan keluarganya, dan mengingkari dengan tangan bukan berarti dengan senjata.
2. Mengingkari dengan lisan. Adapun dengan lisan seperti memberikan nasihat yang merupakan hak di antara sesama muslim dan sebagai realisasi dari amar ma'ruf dan nahi mungkar itu sendiri, dengan menggunakan tulisan yang mengajak kepada kebenaran dan membantah syubuhat (kerancuan) dan segala bentuk kebatilan.
3. Mengingkari dengan hati. Adapun tingkatan terakhir (mengingkari dengan hati) artinya adalah membenci kemungkaran-kemungkaran tersebut, ini adalah kewajiban yang tidak gugur atas setiap individu dalam setiapsituasi dan kondisi, oleh karena itu barang siapa yang tidak mengingkari dengan hatinya maka iaakan binasa.
Seorang yang akan menjalankan amar maruf dan nahi mungkar harus melengkapi lima syarat iaitu: 
1.      Berilmu, sebab orang yang bodoh tidak mengerti maruf dan mungkar
2.      Ikhlas kerana Allah s.w.t. dan kerana agama Allah s.w.t.
3.      Kasih sayang kepada yang dinasihati, dengan lunak dan ramah tamah dan jangan menggunakan kekerasan sebab Allah s.w.t. telah berpesan keppada Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. supaya berlaku lunak kepada Fir'aun
4.      Sabar dan tenang, sebab Allah s.w.t. berfirman yang berbunyi: "Wa'mur bil ma'rufi wanha anilmunkar wash bir ala maa ashabaka." Yang bermaksud: "Anjurkan kebaikan dan cegahlah yang mungkar dan sabarlah terhadap segala penderitaanmu."
5.      Harus mengerjakan apa-apa yang dianjurkan supaya tidak dicemuh orang atas perbuatannya sendiri sehingga tidak termasuk pada ayat yang berbunyi: "Ata'murunannasa bil-birri watansauna anfusakum." Yang bermaksud: "Apakah kamu menganjurkan kebaikan kepada orang lain tetapi melupakan dirimu sendiri."[3]

C.    Dasar Hukum Ammar Ma’ruf Nahi Munkar
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At-tahrim 6)

متيدتها اذإ لض نم مكرضي ل مكسفنأ مكيلع اونمآ نيذلا اهيأ اي
"Wahai   orang-orang   yang   beriman   perhatikanlah   dirimu,   orang   yang   sesat   tidak   akan membahayakanmu jika kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-Maa'idah: 105).
Said meriwayatkan dari Qatadah berkata: "Ada seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. ketika diMekah lalu bertanya: "Benarkah engkau mengaku sebagai utusan Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Ya" Lalu bertanya: "Amal apakah yang lebih disukai Allah s.w.t?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menghubungi keluarga." Tanyanya lagi: "Kemudian apakah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar." Lalu ditanya lagi: "Amal apakah yang sangat dimurkai Allah s.w.t.?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. " Syirik, mempersekutukan Allah s.w.t." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Memutuskan hubungan kekeluargaan." "Kemudian apakah?" tanyanya lagi. Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar (tidak suka menganjurkan kebaikan dan mencegah mungkar)."[4]
Sufyan Atstsauri berkata: "Jika kau melihat  orang yang pandai quran itu disayangi oleh tetangganya dan dipuji oleh kawan-kawannya, maka ketahuilah bahawa ini suka mengambil hati (yakni tidak tegas amar ma'ruf dan nahi mungkar)."


Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (yang bermaksud) Tidak terjadi pada suatu kaum seorang yang berbuat durhaka, sedang mereka dapat menghentikannya tetapi mereka tidak mencegahnya melainkan Allah s.w.t. akan meratakan mereka siksaanNya sebelum mati mereka."[5]




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa agama Islam mewajibkan kita untuk berbuat baik dan melarang berbuat kemungkaran dibumi ini, dengan demikian, jelaslah bahwa mengajak kepada diri sendiri untuk melakukan kebaikan adalah sangat utam , dan merupakan salah satu kunci kesuksesan berdakwah. Apalagi jika ia pun mengajak kepada orang lain dan orang tersebut melakukannya. Perbuatan yang harus di hindari adalah melakukan kejelekan dan merugikan orang lain atau mengajak orang lain melakukan kejelekan tersebut .
Tapi nampaknya rambu-rambu dari ammar ma’ruf nahi munkar ini belum sepenuhnya difahami oleh sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Amin.




DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nur IhsanMadinah An-Nabawiyah18/4/ 1426 H. / 26 May 2005 M, (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah, KSA)




[1] http://adtrack.ministerial5.com
[2] http://haditsarbain.wordpress.com
[3] Muhammad Nur IhsanMadinah An-Nabawiyah18/4/ 1426 H. / 26 May 2005 M, (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah, KSA)
[4] http://haditsarbain.wordpress.com
[5] http://haditsarbain.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar